TEORI MAHAN DAN KERAJAAN MARITIM
Disusun oleh :
Topan Dwiono Purbaya
Pendidik di SMA
Negeri 1 Kutasari
Alfred Thayer
Mahan menjelaskan
tentang teorinya. Istilah negara maritim (maritime
state), mengacu pada kekuatan armada dan angkatan laut. Mahan merumuskan
enam elemen pendukung suatu negara dapat berkembang menjadi negara maritime.
Enam elemen tersebut dibagi atas dua
bagian. Tiga elemen pertama berkaitan dengan kondisi alam, sedangkan tiga
elemen lainnya menyangkut penduduk (Abd Rahman Hamid, 2015 : 23). Tiga elemen
pendukung pertama yang berkaitan dengan faktor alam sebagai berikut :
1.
|
Posisi
geografi (geographical position):
Elemen ini sangat mempengaruhi intentitas dari keuntungan yang diperoleh dari
hubungan suatu negara dengan negara lain, yang berada dalam satu kawasan laut
tertentu. Hal ini turut mempengaruhi upaya-upaya negara dalam membangun sistem
pertahanan negaranya, yang bertumpu pada kekuatan laut. Upaya ini seirama
dengan sumber ancaman terhadap negara yang memiliki lautan, dimana ancaman
serangan negara lain dari laut sangatlah mungkin terjadi (Abd Rahman Hamid,
2015 : 24).
|
2.
|
Kondisi
wilayah (physical conformation) :
aspek pendukung kedua adalah kondisi wilayah, termasuk dalam hal ini segala
yang berkaitan dengan seperti hasil alam dan keadaan iklim yang berpengaruh
terhadap upaya pengembangan kekuatan laut. Hasil alam erat kaitannya dengan
sumber kekayaan yang dapat dimanfaatkan untuk modal pengembangan dan pengoperasian
armada laut. Kondisi iklim mempengaruhi pola pertahan negara maritim. Apabila
keadaan pantai suatu negara memudahkan orang turun ke laut maka penduduknya
akan lebih bergairah mencari hubungan ke laut melalui kegiatan pelayaran dan
perdagangan. Dalam hubungan ini, diperlukan pelabuhan yang baik dalam jumlah
yang cukup (Abd Rahman Hamid, 2015 : 25).
|
3.
|
Luas
wilayah territorial (extent of
territory) : dua elemen pertama (posisi geografi dan kondisi wilayah)
berhubungan erat dengan luas wilayah sebagai elemen ketiga yang mendukung
berkembangnya negara maritim. Luas wilayah berpengaruh terhadap panjang garis
pantai yang memberi akses bagi penduduknya untuk mencari nafkah di seberang
lautan. Panjang garis pantai, dalam hal ini, tidak ditakar hanya berdasarkan
luas wilayah, tetapi seberapa besar peluang untuk memanfaatkan potensi
wilayah pantai dalam hubungan dengan daerah luar, dalam fungsinya sebagai
pelabuhan pantai yang baik (Abd Rahman Hamid, 2015 : 25).
|
4.
|
Jumlah
penduduk (number of population) :
elemen ini berkaitan dengan kepadatan penduduk suatu negara. Jumlah yang
dimaksud bukan secara total dan penduduk suatu negara, melainkan jumlah
penduduk yang berorientasi ke laut (Abd Rahman Hamid, 2015 : 26).
|
5.
|
Karakter
/ kebijakan nasional (national
character): jika suatu negara hendak mengembangkan kekuatan laut dan
perluasan kegiatan perdagangan maritim, maka penguatan kebijakan maritim
harus menjadi fokus perhatian pemerintah. Setiap periode kekuasaan bergiat
membangun kekuatan laut. Hal ini erat kaitannya dengan kebutuhan dan
memproduksi barang untuk menjamin perdagangan maritime. Aspek ini sangat
penting dalam pembinaan kekuatan laut (Abd Rahman Hamid, 2015 : 26).
|
6.
|
Kebijakan
pemerintah (character of the
governmental): Elemen ini berkaitan dengan lembaga dan kebijakan
pemerintah di sektor kelautan. Pengalaman sejarah menunjukkan bahwa bentuk
pemerintahan serta sifat dan pandangan tokoh-tokoh pemerintahan telah
menentukan maju dan mundurnya suatu negara sebagai kekuatan laut. Sering kali
tampil penguasa besar yang mendorong pembentukan kekuatan laut. Tetapi usaha
itu tidak berlanjut setelah dia meninggal atau digantikan oleh yang lain. Hal
itu didasari oleh pandangan bahwa jika kekuatan yang dibangun oleh penguasa
baru merupakan kelanjutan dari kebijakan penguasa sebelumnya, maka ia
dipandang sebagai pelanjut atau tidak punya kontribusi dalam membangun negara
yang dipimpinnya (Abd Rahman Hamid, 2015 : 26 – 27).
|
Ada
dua kekuatan laut untuk membangun negara maritim yaitu :
1.
|
Naval Power : armada laut
kerajaan/negara yang dioperasikan di kawasan laut dalam batas wilayah
territorial suatu negara.
|
2.
|
Sea Power adalah bentuk
penguasaan wilayah laut dengan menggunakan armada laut yang tangguh, yang diperuntukan
pada kawasan laut yang strategis, terutama untuk menjamin kelancaran
pelayaran dan perdagangan luar negeri (Abd Rahman Hamid, 2015 : 27).
|
Dua
aspek kekuatan laut tersebut, kata Mahan merupakan prasyarat yang mendukung suatu
negara menjadi negara maritim. Pandangan ini kita kolaborasikan dengan sejarah
kerajaan maritim Nusantara yaitu kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.
Sumber
Abd
Rahman Hamid. 2015. Sejarah Maritim Indonesia. Yogyakarta : Penerbit Ombak
Nama : Iska Nurul Kholifah
BalasHapusKelas: XI IPS 1
Nama:indana zulfa
BalasHapusKelas:XI IPS 1
Nama:Umi Atikoh
BalasHapusKelas:XI IPS 1
Nama: Firda Sofingah
BalasHapusKelas: XI IPS 1
NoAbsn: 8
Nama:Herlina Ramadani
BalasHapusKelas:XI IPS 1
No Absen:11
Nama : Leni Vira Lestari
BalasHapusKelas : XI IPS 1
Absen : 19
Nama: Lailatul Maghfiroh
BalasHapusKelas: XI IPS 1
No Absen: 18
Nama :Suhufi Mukaromah
BalasHapusKelas :XI IPS 1
Nama: Kusniah
BalasHapusKelas: Xl IPS 1
Nama : Saimin Syarifudin
BalasHapusKelas: XI IPS 3
Nama:Simbai Rara Jati
BalasHapusKelas:XI IPS 1
Nama:Tri Nanda Sagita
BalasHapusKelas:XI IPS 1
Nama:Eka Kusuma Wati
BalasHapusKelas:XI IPS 1
Nama : Tania Dwi Yuniar
BalasHapusKelas : XI IPS 1
Nama :Ririn Gunanding S
BalasHapusKelas: XI IPS 3
Nama:Sesaria Rahmadani
BalasHapusKelas:XI IPS 1
No absen:28
Nama:Defi Ananda Safitri
BalasHapusKelas: XI IPS 1
NoAbs:03
Nama : Purindah Septia Rini
BalasHapusKelas : XI IPS 1
Nama :Hana Rizqyana
BalasHapusKelas:XI ips 1
Terima kasih atas kehadirannya di kelas sejarah. pertemuan berikutnya adalah pengerjaan tugas analisis. mohon dipahami kembali tentang kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan teori Mahan. terimakasih dan tetap jaga kesehatan.
BalasHapusNama:Triyani Mulyani
BalasHapusKelas:XI IPS 1
Nama: Isnabila
BalasHapusKelas: XI IPS 1
Absen: 15
Nama:Ika Lestari
BalasHapusKelas:XI IPS 2